Sindrom kesenjangan kepemimpinan di Indonesia menjadi permasalahan yang serius dalam dunia kerja saat ini. Menyikapi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang tepat agar kesenjangan tersebut dapat diminimalisir.
Menurut pakar kepemimpinan, Budi Setiawan, “Sindrom kesenjangan kepemimpinan terjadi ketika terdapat kesenjangan antara kemampuan seorang pemimpin dengan tuntutan yang ada di lapangan.” Hal ini dapat mengakibatkan kinerja yang tidak optimal dan timbulnya konflik di dalam organisasi.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan meningkatkan kualitas pemimpin di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey & Company, hanya 30% dari pemimpin di Indonesia yang dianggap memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam hal kepemimpinan di tanah air.
Selain itu, diperlukan juga peran dari pemerintah dan institusi pendidikan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepemimpinan yang baik kepada generasi muda. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, “Pendidikan kepemimpinan harus dimulai sejak dini agar generasi mendatang dapat menjadi pemimpin yang berkualitas.”
Dengan adanya upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak, diharapkan sindrom kesenjangan kepemimpinan di Indonesia dapat diminimalisir dan kualitas kepemimpinan dapat terus meningkat. Sehingga, Indonesia dapat memiliki pemimpin-pemimpin yang mampu membawa negara ini menuju masa depan yang lebih baik.